Rasa jengah akan keterlibatan waktu yang membuat gue seakan
diburu oleh target hidup gue sendiri membuat gue melamun.
Didalam lamunan petang itu, fikiran ini membawa gue kabur dari keberadaan gue sendiri dihari ini, lalu mengasingkan gue
pada sebuah zona masa lalu sana.
Sebuah zona yang sangat ingin gue lupakan.
Seketika sesak, kesal, sesal menyusupi hati gue dan
mengembang perlahan memenuhi setiap rongga didada ini. Sesak, sesak sekali.
Gue gak mau ini. Gue gak mau dihantui ‘mereka’ orang-orang dari masa
lalu.
Gue ingin berdiri kokoh di sebuah tempat di masa depan sana memunggungi ‘mereka’. Menjadi seorang pelupa ulung terutama akan setiap hal yang berhubungan dengan masa lalu.
Gue ingin berdiri kokoh di sebuah tempat di masa depan sana memunggungi ‘mereka’. Menjadi seorang pelupa ulung terutama akan setiap hal yang berhubungan dengan masa lalu.
Hei, apa kalian pernah dibawa lari waktu kemasa lalu?
Kemudian melihat mereka orang-orang dari masa lalu yang sangat ingin kalian lupakan. Siapapun. Mungkin saja mantan pacar kalian, teman, sahabat dan setiap orang yang berasal
dari masa lalu dengan sebuah alasan dan pembenaran kalian masing-masing.
Gue yakin itu sangatlah gak enak. Bukankah menyakitkan? Ya perasaan itu.
Belakangan, -setelah melalui rentetan kejadian baru dan
menemui orang-orang baru dalam hidup gue- gue pun berfikiran bahwa menjadi bijak
adalah tahu kapan melepas setiap hal yang sudah tidak lagi membuat kita bahagia
atau memang ingin lepas dari kita. Dan itu sudah gue lakukan. Tapi tidak
terlihat sukses sepertinya.
Ya seperti halnya hari ini gue dibawa lari memori ke zona
masa lalu (lagi). Gue kembali dibuat meraba-raba masa lalu gue yang samar dan
gelap. Disaat itu satu sisi dari sebagian diri gue menolak untuk itu.
Menolak untuk kembali menyusun puzzle wajah-wajah mereka
yang sebenarnya sudah hampir kabur seluruhnya dari otak ini. Menolak
mengabaikan masa depan gue hanya untuk sebuah masa lalu. Menolak takdir bahwa gue kesulitan
melupakan mereka.
Seorang sahabat pernah berkata bahwa mencoba melupakan masa
lalu adalah sebuah kesalahan. Karena tepat disitulah lo akan kembali mengingatnya,
-mengingat mereka para orang-orang yang berasal dari masa lalu sana. Thanks Hen for that world-class advice.
Gue sama sekali gak mencoba menjadi seorang protagonis dalam
hidup kalian hei orang-orang dari masa lalu. Sama sekali gak mencoba memenuhi diri gue dengan kebencian akan potongan kejadian, kata atau
apapun itu yang membuat gue benci pada kalian. Gue ingin kebebasan dari
kegalauan itu lalu bergerak maju ke sebuah tempat dimasa depan sana.
Gue ingin itu. Cuma itu.
Takdir mungkin akan mempertemukan kita kembali disuatu moment yang gue dan orang-orang dari masa lalu itu tidak bisa menolaknya. Entah kapan.
Tapi sebelum saat itu tiba gue yakinkan bahwa saat itu gue sudah
tidak lagi berdiri di zona masa lalu. Dan gue gak akan menjadi diri gue dimasa lalu.
Karena gue tahu kalian juga pasti bukanlah seorang sama seperti kalian dimasa
lalu. Karena kalian dan masa lalu membuat gue berubah.
Dan perubahan ini
adalah sebuah pilihan yang gue ambil dan dengan keyakinan akan terus gue
genggam erat untuk setiap hal baru, setiap orang terkasih baru, kawan
serta
sahabat-sahabat baru yang akan gue temui dimasa depan.
Hey you people from my past im not sure when that time will come 'till then lets change ourselves!
Diakhir lamunan
gue mengulang-ulang sebuah kalimat untuk mewakili apa yang gue rasakan pada
saat ini.
‘’Dont worry about people in your past. There’s a reason why
they didn’t make it to your future.’’
Tidak ada komentar:
Posting Komentar